GTV (sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari sebuah stasiun televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi GTV dalam rangka acara ulang tahun GTV yang bernama "Amazing 15".
GTV didirikan pada 22 Maret 1999,[2] dengan aslinya bernama Global IIFTIHAR Broadcasting (GIB). Stasiun televisi ini awalnya merupakan proyek dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah stasiun televisi Islami internasional.[3][4][5] Izin siaran nasionalnya sendiri diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Deppen pada 12 Oktober 1999 (bersama DVN TV, MTI TV, Trans TV dan PRTV), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999[6][7] menggunakan nama baru: Global TV dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada berita ditambah hiburan dan olahraga.
Global TV sendiri awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar US$ 50 juta dan bantuan teknis dari TV3 Malaysia.[3][8] Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara sendiri ditandai dengan beberapa perubahan, seperti dengan masuknya orang-orang RCTI dalam manajemen Global TV, contohnya Nenny Soemawinata.[9] Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No.1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini.
Pada tanggal 8 Oktober 2001, Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta saja menggunakan kanal 51 UHF. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan MTV menjalin kerjasama sehingga acara MTV akan disiarkan oleh stasiun televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di ANteve, tetapi tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan).[10] Realisasinya sendiri diwujudkan sejak Mei 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 15 jam sehari dari pukul 09.00–24.00 WIB. Cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke Bandung (46 UHF), Semarang (37 UHF), Yogyakarta (36 UHF), Surabaya (50 UHF) dan Medan (31 UHF).[11] Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran secara uji coba, di tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai stasiun televisi untuk anak muda, serta merelai MTV selama 24 jam sehari.
Pada tanggal 15 Januari 2005, Global TV mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 15.00–23.00 WIB dan 03.00–07.00 WIB namun dikarenakan kebijakan pemerintah terkait penghematan energi, jam siaran Global TV kemudian dibatasi menjadi pukul 05.00-01.00 WIB sekaligus Global TV hanya menyiarkan program MTV pada pukul 07.00-15.00 WIB saja. Dalam perkembangannya, sejak Februari 2006,[12] juga menyiarkan acara-acara non-MTV dengan pembagian 8 jam untuk Global TV, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon yang juga pernah ditayangkan di Lativi (sekarang tvOne). Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi Jepang. Pada tahun 2011, Global TV mulai menayangkan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Dahsyat di RCTI dan Inbox di SCTV.
Mulai 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan MTV lagi, namun menggelar konser MTV EXIT pada 1 September 2012 dan tidak menggunakan logo MTV pada pojok kanan layar kaca.
Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai stasiun televisi berita (seperti tvOne dan MetroTV). Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV.[13] Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak.[14][15] Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan. MNC pada akhirnya meluncurkan stasiun beritanya sendiri, iNews pada tanggal 6 April 2015.
Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti drama Korea (contohnya Descendants of the Sun);[16] telenovela (seperti Maria Mercedes);[17] aneka sinetron baik dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun;[18][19] dan juga sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series yang tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto, PAW Patrol dan SpongeBob SquarePants).[20]
Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV pada tanggal 11 Oktober 2017, stasiun televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas.[21] Dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, dan Family 100 Indonesia,[22][23][24] yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia.[25][26][27][28] Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV,[29] namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini jarang ditayangkan lagi.
Layaknya pada saat bernama Global TV, pun akhirnya stasiun televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya.[30] Tampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama dan Anak Jalanan: A New Beginning yang merupakan versi daur ulang dari sinetron Anak Jalanan yang pernah tayang di RCTI tahun 2015 hingga 2017.