RCTI+

Your location is not permitted

Find other contents which can access in your place.

Cannot load the video

Please try again later,
we’re working to fix the problem.

No Internet Connection

Please check your connection,
you seem to be offline.

CLICK TO UNMUTE
MNCTV (singkatan dari Media Nusantara Citra Televisi, sebelumnya bernama TPI) adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Namanya yang sekarang dipergunakan sejak 20 Oktober 2010 pada pukul 20.10 WIB. MNCTV merupakan stasiun televisi swasta ketiga di Indonesia setelah RCTI dan SCTV. MNCTV didirikan oleh Mbak Tutut dan dulu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Citra Lamtoro Gung Persada. PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia didirikan pada 23 Januari 1990 dengan nama PT Televisi Pendidikan Indonesia. Pada 30 November 1990 namanya berubah menjadi PT Cipta TPI, dan aktanya disahkan pemerintah pada 13 Desember 1990.[5][6][7] TPI adalah singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia, dan sesuai namanya, TPI dimaksudkan untuk menyiarkan program siaran pendidikan yang dihasilkan oleh Pustekkom (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Depdikbud (sekarang Kemdikbudristek). Hal ini dapat terwujud dari kerjasama keduanya yang ditandatangani pada 10 Juni 1990.[8] Pada 18 Agustus 1990, ditandatangani kerjasama antara TPI dan TVRI yang dilakukan oleh Mbak Tutut dan Ishadi SK.[9] Kerjasama keduanya meliputi hal-hal seperti penyediaan infrastruktur TVRI untuk siaran TPI, hal-hal produksi siaran dan adanya program TVRI yang ditayangkan TPI. Pendirian TPI sebelumnya telah disepakati oleh Presiden Soeharto pada 1 Agustus 1990, dan izin siaran nasionalnya bernomor No. 1271C/RTF/K/ VIII/1990 juga keluar pada hari yang sama.[10][11][12] Tutut berpendapat bahwa kehadiran TPI adalah terobosan baru, dimana swasta bisa mengelola TV pendidikan sehingga menunjukkan bahwa pihak swasta ingin juga berperan dalam proses pencerdasan bangsa.[13] Dalam hal ini, TPI menanggung biaya operasionalnya, sedangkan untuk program dan infrastruktur sendiri sudah ditangani oleh TVRI dan Pustekkom sesuai kesepakatan sebelumnya.[14] Siaran TPI awalnya dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Agustus 1990,[15] namun kemudian baru pada 26 Desember 1990, TPI memulai siaran percobaan selama 4 jam dari 06.00-10.00 WIB. Siaran waktu itu hanya berupa test pattern ditambah selingan musik, yang dilakukan di kanal TVRI.[16] Selanjutnya, TPI mulai mengudara pada tanggal 23 Januari 1991 jam 06.00 WIB dengan menyiarkan program Berita Pagi TVRI,[14] dan kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat dengan melakukan telekonferensi Soeharto dengan guru dan murid dari beberapa provinsi seperti Aceh, Bali dan juga Timor Timur. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Sejak 8 Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 bertambah menjadi 8 jam. Perpanjangan siaran ini dibatasi hanya sampai jam 12.00 WIB (mengingat siaran TVRI pada waktu itu dimulai siang hari), yang berarti TPI hanya bisa memajukan awal waktu mulai siarannya. Siaran TPI awalnya hanya bisa dinikmati di 35% daerah siaran TVRI, mengingat kualitas penyiaran TVRI yang pada saat itu masih banyak masalah di berbagai daerah.[14] Program pendidikan yang pada saat itu ditayangkan oleh TPI merupakan program pengajaran instruksional, bukan semacam film dokumenter edukatif, seperti National Geographic. Tayangan ini awalnya hanya dikhususkan bagi siswa SLTP usia 11 hingga 16 tahun, walaupun ada rencana juga untuk menyiarkan program sejenis bagi SD dan SLTA.[17] Selain program pendidikan instruksional, TPI juga menyiarkan beberapa acara drama dan informasi bagi remaja dan wanita.[18] TPI pada saat itu diikat dengan ketentuan khusus dan memiliki status khusus yaitu Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Pendidikan (SPTSP), yang merupakan TV swasta satu-satunya yang boleh bersiaran nasional. Siaran TV ini 20% waktu siarannya dibolehkan untuk iklan, lebih besar dari TV swasta biasa yang hanya 15%. Lalu TPI juga berkomitmen untuk menyediakan acara-acara yang ramah pada anak dan pendidikan, begitu juga dengan iklan misalnya tidak menayangkan iklan rokok maupun minuman beralkohol. Biaya yang dikeluarkan dalam pendirian TPI adalah senilai Rp 500 miliar.[19] TPI sendiri dalam beberapa tahun ke depan (paling lambat 1993) juga merencanakan untuk perlahan-lahan berpisah dengan TVRI dan menjadi mandiri, dengan membangun studio dan stasiun sendiri di daerah Pondok Gede, Taman Mini, Jakarta Timur. Pada 10 November 1992 studio ini mulai dioperasikan sehingga TPI dapat melakukan siaran malam, dari jam 16.00-21.00 WIB (awalnya hanya khusus pemirsa Jabotabek saja, di kanal 34 UHF, yang kemudian sejak Mei 1993 menjadi 37 UHF).[20][21] Sebenarnya, rencana siaran malam ini sudah dijadwalkan akan dilakukan pada Juni 1992 dan awalnya hanya 1 jam, tetapi kemudian diundur beberapa kali hingga November. Menurut beberapa pihak, siaran malam ini akan lebih bermanfaat karena para siswa sekolah sebagai penonton utama TPI bisa benar-benar menikmati program pendidikan di sana.[22] Selain itu, pada Oktober 1992 TPI juga menandatangani kerjasama dengan Telkom untuk menyediakan ruang satelit Palapa demi menyiarkan siaran TPI ke seluruh Indonesia.[23] Untuk membantu siarannya, TPI melakukan sejumlah kegiatan seperti bantuan perangkat TV kepada sejumlah SLTP di berbagai wilayah Indonesia dan berkontribusi bagi perbaikan fasilitas TVRI yang sudah menua, mengingat siarannya pada saat itu masih menumpang.[22] Seiring dengan siaran malam yang dilakukan oleh TPI, perlahan-lahan TPI mulai bersiaran di salurannya sendiri, secara bertahap dimana pada 1994 sudah mencakup Ujung Pandang, Batam, Semarang, Surabaya, dan Medan. Acara dalam siaran pagi dimaksudkan untuk siaran pendidikan seperti awalnya, sementara acara pada malam hari adalah acara hiburan (berbeda dari harapan sebelumnya).[14] Beberapa acara hiburan tersebut seperti kuis dan sinetron. Kombinasi acara hiburan dan pendidikan ini dianggap TPI sebagai kesuksesan mereka menyatukan idealisme dan prinsip komersial dalam pengelolaan stasiun TV ini. Namun, dalam perkembangannya setelah siaran malam dan meresmikan studionya (dan kantor pusat barunya, digunakan hingga 2016) di TMII pada 23 Januari 1995, TPI tampak tidak lagi menyiarkan siaran pendidikan instruksional seperti sebelumnya. Menurut pihak TPI, mereka sudah berusaha memasukkan nilai-nilai yang mendidik dalam programnya (disebut "hiburan mendidik") sehingga dapat sesuai dengan misinya. Selain itu, TPI juga berusaha menampilkan konsep kebudayaan dan ke-Indonesiaan, serta acaranya kebanyakan merupakan acara lokal (bukan impor). TPI berubah menjadi "TV pendidikan melalui keluarga" sejak 23 Januari 1994,[14] walaupun dengan mulai disiarkannya program semacam dangdut di TPI, tampak sulit melihat unsur "pendidikan" dalam acara-acaranya tersebut. Ini jelas merupakan penyimpangan dari janji TPI pada 1991 yang menyatakan bahwa dalam stasiun televisi swasta ketiga ini tidak akan ada dangdut dan "lagu cengeng".
Please Log In or Register

Anda harus log in terdahulu sebelum menggunakan fitur live chat


Loading...